Kamis, 29 November 2007

Cintailah Aku Apa Adanya

Saya memiliki suami yang seorang insinyur. Saya mencintai sifatnya yang alami dan menyukai perasaan hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Setelah tiga tahun dalam masa perkenalan dan dua tahun dalam masa pernikahan, harus saya akui bahwa saya mulai merasa lelah. Alasan-alasan saya mencintainya dahulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan pada dirinya. Suami saya jauh berbeda d ari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal. Suatu hari saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa ?", dia bertanya dengan terkejut. "Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan". Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan d ari nya ? (gumam ku di dalam hati). Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati, saya akan merubah pikiran saya ". Sayangku, seandainya saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung, akan tetapi kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu kamu akan mati, apakah kamu akan melakukannya untukku ?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok". Hati saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan coretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat. Disitu tertulis ... "Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya". K ali mat pertama ini menghancurkan hati saya, namun saya melanjutkan untuk membacanya.

" Kamu sering mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program-program di PC dan akhirnya menangis di depan monitor karena panik, namun saya selalu memberikan j ari -j ari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya. Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu dan membukakan pintu untukmu ketika pulang. Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu. Kamu selalu pegal-pegal pada waktu "teman baikmu" datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal. Kamu senang diam di rumah dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi "aneh". Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami. Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku sambil tidur dan itu semua tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu. Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matah ari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu "

" Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena saya tidak sanggup melihat air matamu meng ali r menangisi kematianku. Sayangku, saya tahu ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih d ari apa yang dapat aku lakukan. Namun jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku tidak juga cukup bagimu, maka aku tidak akan bisa menahan dirimu menc ari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu ".

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.

Minggu, 25 November 2007

Cinta dan Pernikahan

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya?
Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlahkamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu sajaranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap palingmenakjubkan, artinyakamu telah menemukan cinta".
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangankosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"
Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalantidak boleh mundur kembali (berbalik)". Sebenarnya aku telah menemukanyang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebihmenakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saatkumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanyaranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi,jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya"
Gurunya kemudian menjawab "Jadi ya itulah cinta"
Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa ituperkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya? "
Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan saja. Berjalanlahtanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satupohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi,karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawapohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar subur, dan tidak jugaterlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"
Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelahmenjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangankosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklahburuk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanyakesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"

Jumat, 23 November 2007

Goodyear Tantang Kaum Muda Nge-Drift

Biasa main game balap mobil seperti Need for Speed (NFS). Tentu istilah nge-drift atau ngepot tidak asing lagi. Produsen ban mobil dunia Goodyear menantang para mobil mania Indonesia nge-drift sungguhan Desember mendatang.

Kompetisi mobil tidak identik dengan adu cepat, Drifting kini menjadi bagian dari motorsport yang makin digemari di dunia, namun gaungnya di Indonesia belum begitu terasa. Goodyear tertarik berpartisipasi untuk mengembangkan olahraga motor yang baru ini di Indonesia.
"Drifting sangat mengandalkan keterampilan dan keindahan berkendara. Kini olahraga automotif ini makin digemari di dunia. Goodyear mencoba memasilitasi para drifter untuk adu kemampuan," ujar Rivanda Idiyanto, General Manager Marketing PT Goodyear Indonesia Tbk saat konferensi pers Goodyear Night Drift 2007, Kamis (22/11/2007)di Plaza Semanggi Jakarta.
Idiyanto menambahkan, Drifting sangat mengandalkan performa ban karena penilaian akan bergantung dari lama tidaknya gesekan dengan jalan. Inilah yang menjadi salah satu alasan Goodyear mengadakan event ini.
 Kompetisi dibagi dalam 3 kelas, yaitu front wheel drift, rear wheel drift, dan free for all. Masing-masing dikatagorikan berdasarkan sistem penggerak roda pada kendaraan.
"Drifter paling-paling hanya memacu kendaraannya pada posisi gigi 1 atau 2, jadi ini sama sekali tidak mengandalkan kecepatan tapi hanya kemampuan dan seni me-ngepotkan mobil. Drifter yang mampu berbelok dengan posisi 90 derajat akan mendapatkan poin paling tinggi," ujar Didi Hardianto, dewan juri yang drifter nasional.
Acara yang juga didukung penuh oleh Polda Metro Jaya dan Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) ini diselenggarakan pada 1 Desember di halaman parkir Polda Metro Jaya.
Penyelenggara menargetkan peserta 50 hingga 80 mobil. Pemenang akan mendapat kesempatan menyaksikan Profesional Drift Series D1 Grand Prix di Malaysia, Maret 2008 mendatang.

sumber :
Anton Suhartono - Okezone

Selasa, 13 November 2007

Ikan kecil

Seekor beruang yang bertubuh besar sedang menunggu seharian dengan sabar di tepi sungai deras, waktu itu memang tidak sedang musim ikan.
Sejak pagi ia berdiri di sana mencoba meraih ikan yang meloncat keluar air. Namun, tak satu juga ikan yg berhasil ia tangkap. Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya..hup .. ia dapat menangkap seekor ikan kecil.
Ikan yang tertangkap menjerit-jerit ketakutan, si ikan kecil itu meratap pada sang beruang, "Wahai beruang, tolong lepaskan aku."
"Mengapa ?" tanya beruang.
"Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat celah-celah gigimu," rintih sang ikan.
"Lalu kenapa?" tanya beruang lagi.
"Begini saja,tolong kembalikan aku ke sungai, setelah beberapa bulan aku akan tumbuh menjadi ikan yang besar, di saat itu kau bisa menangkapku dan memakanku utk memenuhi seleramu." kata ikan.
"Wahai ikan, kau tahu kenapa aku bisa tumbuh begitu besar?" tanya beruang
"Mengapa?" ikan balas bertanya sambil menggeleng-gelengka n kepalanya.
"Karena aku tidak pernah menyerah walau sekecil apapun keberuntungan yang telah tergenggam di tangan !" jawab beruang sambil tersenyum mantap.
"Ops !" teriak sang ikan.